... RUMAHKU ADALAH SYURGAKU ...
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Masih terlihat kosong, sepi .. tak berpenghuni .. rumah mewah nan megah itu .. Ini terlihat dari lampu taman yg tetap melotot walau disiang bolong begini dan gembok raksasa itu mengikat erat pintu pagar teralis yg terukir indah. Kalau dilihat dari ornamen yg ada, jelas si empunya rumah adalah orang yg berselera tinggi dan berkantung tebal.
"Siang pak .. silakan masuk, non Giska dan den Rangga sudah menunggu bapak" ...uuupss,,sapaan si mbok pembantu anak2 lesku membuyarkan pikiranku tentang rumah mewah itu.
Ya .. sudah beberapa hari ini, aku mengajar les matematika untuk Giska dan Rangga yg rumahnya tepat berhadapan dengan rumah super mewah nan kososng itu ..
"Ya makasih mbok..."
"Rumah depan rumah itu kosong Pak padahal masih baru selesai direnovasi, denger2 sih yg punya rumah tinggal di Villa yg baru dibelinya dan dengar2 juga sih, dia punya beberapa rumah mewah lagi," cerocos si mbok tanpa kutanya, sambil ia menyuguhkan secangkir kopi hangat selesai aku mengajar matematika anak majikannya.
"emmm .. gitu ya mbok, ya udah saya pamit ya mbok .. terima kasih kopinya ...Asalammua'laikum .."
Kudorong motor tuaku keluar dari garasi rumah anak lesku, kulihat rumah mewah nan megah itu, wah sudah tidak tergembok lagi pintu pagarnya dan lampu tamannyapun sudah mati .. berarti para penghuninya sudah datang, bisikku dalam hati ...
Kucoba menghidupkan motor tua warisan mertuaku, uughh .. kok gak mau nyala .. hmm .. penyakit lamanya kambuh lagi .. kulihat businya, memang sudah aus,minta diganti ..
Kulihat langit mendung, kurang bersahabat, satu dua hingga jutaan titik air jatuh tak terbendung dari langit, wah .. kemana nih aku harus berteduh, balik lagi atau masuk lagi ke rumah anak lesku gak mungkin, karena aku sudah terlanjur pamit tadi ..
Sedang aku bingung mencari tempat berteduh, tiba2 datang lelaki paruh baya keluar dari rumah mewah itu, daaan membukakan pintu pagar rumah tersebut, dan menawarkan aku untuk berteduh.
Kulihat dari penampilannya, amat sederhana sekali.
"Saya dan istri bekerja dirumah ini pak menjaga dan membersihkan rumah ini, dua hari sekali kami kesini .." celoteh si bapak seperti tau jalan fikiranku.
"Saya hanya orang kecil pak, hanya bekerja mencari makan, mau cari kerjaan di tempat lain gak gampang .. Majikan saya hanya sebulan sekali datang ke sini, itupun terkadang orang suruhannya untuk mengantar uang listrik dan air, serta gaji saya dan istri saya, majikan saya banyak sekali rumahnya pak .. Mewah2 seperti ini .." cerorocos si bapak tanpa kuminta menerangkan ...
"Duduk saja disini, di dalam .." tawar bapak penjaga rumah mewah itu. "Saya lihat beberapa hari yg lalu Bapak mengamati rumah ini.."
uuugh aku tersipu malu, ternyata ada orang yg mengamati tingkah lakuku ..
"Ya .. saya hanya bingung aja pak, rumah sebagus, sebesar dan semewah ini terbiarkan kosong .." Jawabku ... Lalu aku membayangkan rumahku yg bertipe amat sangat sederhana sekali, saking sangat sederhananya, hanya ada satu kamar tidur, dan satu ruang tamu yg multi fungsi, ya .. sebagai ruang kerjaku,dan juga sebagai perpustakaan pribadiku, juga sebagai tempat mengajar mengaji istriku untuk anak2 tetangga, dan tempat bermain putraku Farhan yg baru berumur 2 tahun ...
Aku bersyukur, dari sisa gajiku sebagai guru honorer dan guru privat, aku sudah mulai menyicil rumah yg amat sederhana sekali itu, walau tiap bulannya selalu berkejaran dengan kebutuhan yg lainnya ..
Hmmm ... andai saja ruang tamu nan mewah yg sedang kududuki ini adalah ruang tamu rumahku, pasti Miranti, istriku akan senang, pasti akan disulapnya menjadi ruang belajar dan mengaji untuk anak2 tetangga, seperti yag sudah lama ia cita2kan dan ia idam2kan ...
Mana mungkin, aku bisa memberikan ruang tamu yg luas dan super mewah seperti ini, sementara harga keramiknya mungkin sepuluh kali gajiku sebagai guru honor ...
"Ehem, bapak melamun ya?" ,Uuups .. aliran hangat air mata mengaliri wajahku, malu, ketauan mengkhayal ... tanpa menunggu jawabanku, si bapak penjaga rumah berceloteh lagi,
"Mungkin ... bulan depan saya dan istri tidak bekerja disini lagi pak, kami akan pulang kampung, kami punya rumah walau rumah sederhana dan sedikit ladang. Kami merasa bahagia kumpul dan tinggal dirumah kami sambil mengurus ladang kami disana. Kami disana tenang pak .. bisa bergaul dengan orang desa .. terlebih .. kami bisa tenang ibadah disana. Rumah ini memang megah, mewah, dan besar .., tapi yg empunya ngak pernah tenang hidupnya pak, suaminya sibuk dengan pekerjaannya yg sering kali membuat ia jarang pulang ke rumah .. Istrinya sibuk ke luar negeri, salon, shopping, dan sebagainya .. Anak2nya tidak terurus pak .. mereka sering ribut cekcok dan sebagainya.. Tidak jarang anaknya nangis mencari kasih sayang pada istri saya ..."
"OOOhhh gitu ya pak .." kata saya manggut2, kalau begitu, kemewahan tidak menjamin orang bahagia ya ..gumamku dalam hati...
Kulihat diluar, sudah tidak lagi hujan .. Aku pamit, dan berterima kasih pada si bapak penjaga rumah mewah itu.
ku stater motor tuaku, aneh .. langsung hidup, dan kulajukan motorku menuju baiti jannati, rumahku surgaku ...
Belum sampe aku ke pintu rumahku, mungkin karena dari jauh ia sudah mendengar suara motorku .. Miranti istriku sambil menggendong Farhan putra kami hasil perkawinan kami 3 tahun yg lalu sudah menyongsongku didepan pintu rumah amat sederhana kami ...
Senyum manis istriku mengembang menyambut kedatanganku dan uluran tangannya menyalamiku, menghilangkan penat yang ada. Kudengar didalam rumah amat sederhanaku, suara riang anak2 tetanggaku yg belajar mengaji ... hmm... betul2 rumahku surgaku ...
~ o ~
Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....
#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
------------------------------------------------
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ....
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Masih terlihat kosong, sepi .. tak berpenghuni .. rumah mewah nan megah itu .. Ini terlihat dari lampu taman yg tetap melotot walau disiang bolong begini dan gembok raksasa itu mengikat erat pintu pagar teralis yg terukir indah. Kalau dilihat dari ornamen yg ada, jelas si empunya rumah adalah orang yg berselera tinggi dan berkantung tebal.
"Siang pak .. silakan masuk, non Giska dan den Rangga sudah menunggu bapak" ...uuupss,,sapaan si mbok pembantu anak2 lesku membuyarkan pikiranku tentang rumah mewah itu.
Ya .. sudah beberapa hari ini, aku mengajar les matematika untuk Giska dan Rangga yg rumahnya tepat berhadapan dengan rumah super mewah nan kososng itu ..
"Ya makasih mbok..."
"Rumah depan rumah itu kosong Pak padahal masih baru selesai direnovasi, denger2 sih yg punya rumah tinggal di Villa yg baru dibelinya dan dengar2 juga sih, dia punya beberapa rumah mewah lagi," cerocos si mbok tanpa kutanya, sambil ia menyuguhkan secangkir kopi hangat selesai aku mengajar matematika anak majikannya.
"emmm .. gitu ya mbok, ya udah saya pamit ya mbok .. terima kasih kopinya ...Asalammua'laikum .."
Kudorong motor tuaku keluar dari garasi rumah anak lesku, kulihat rumah mewah nan megah itu, wah sudah tidak tergembok lagi pintu pagarnya dan lampu tamannyapun sudah mati .. berarti para penghuninya sudah datang, bisikku dalam hati ...
Kucoba menghidupkan motor tua warisan mertuaku, uughh .. kok gak mau nyala .. hmm .. penyakit lamanya kambuh lagi .. kulihat businya, memang sudah aus,minta diganti ..
Kulihat langit mendung, kurang bersahabat, satu dua hingga jutaan titik air jatuh tak terbendung dari langit, wah .. kemana nih aku harus berteduh, balik lagi atau masuk lagi ke rumah anak lesku gak mungkin, karena aku sudah terlanjur pamit tadi ..
Sedang aku bingung mencari tempat berteduh, tiba2 datang lelaki paruh baya keluar dari rumah mewah itu, daaan membukakan pintu pagar rumah tersebut, dan menawarkan aku untuk berteduh.
Kulihat dari penampilannya, amat sederhana sekali.
"Saya dan istri bekerja dirumah ini pak menjaga dan membersihkan rumah ini, dua hari sekali kami kesini .." celoteh si bapak seperti tau jalan fikiranku.
"Saya hanya orang kecil pak, hanya bekerja mencari makan, mau cari kerjaan di tempat lain gak gampang .. Majikan saya hanya sebulan sekali datang ke sini, itupun terkadang orang suruhannya untuk mengantar uang listrik dan air, serta gaji saya dan istri saya, majikan saya banyak sekali rumahnya pak .. Mewah2 seperti ini .." cerorocos si bapak tanpa kuminta menerangkan ...
"Duduk saja disini, di dalam .." tawar bapak penjaga rumah mewah itu. "Saya lihat beberapa hari yg lalu Bapak mengamati rumah ini.."
uuugh aku tersipu malu, ternyata ada orang yg mengamati tingkah lakuku ..
"Ya .. saya hanya bingung aja pak, rumah sebagus, sebesar dan semewah ini terbiarkan kosong .." Jawabku ... Lalu aku membayangkan rumahku yg bertipe amat sangat sederhana sekali, saking sangat sederhananya, hanya ada satu kamar tidur, dan satu ruang tamu yg multi fungsi, ya .. sebagai ruang kerjaku,dan juga sebagai perpustakaan pribadiku, juga sebagai tempat mengajar mengaji istriku untuk anak2 tetangga, dan tempat bermain putraku Farhan yg baru berumur 2 tahun ...
Aku bersyukur, dari sisa gajiku sebagai guru honorer dan guru privat, aku sudah mulai menyicil rumah yg amat sederhana sekali itu, walau tiap bulannya selalu berkejaran dengan kebutuhan yg lainnya ..
Hmmm ... andai saja ruang tamu nan mewah yg sedang kududuki ini adalah ruang tamu rumahku, pasti Miranti, istriku akan senang, pasti akan disulapnya menjadi ruang belajar dan mengaji untuk anak2 tetangga, seperti yag sudah lama ia cita2kan dan ia idam2kan ...
Mana mungkin, aku bisa memberikan ruang tamu yg luas dan super mewah seperti ini, sementara harga keramiknya mungkin sepuluh kali gajiku sebagai guru honor ...
"Ehem, bapak melamun ya?" ,Uuups .. aliran hangat air mata mengaliri wajahku, malu, ketauan mengkhayal ... tanpa menunggu jawabanku, si bapak penjaga rumah berceloteh lagi,
"Mungkin ... bulan depan saya dan istri tidak bekerja disini lagi pak, kami akan pulang kampung, kami punya rumah walau rumah sederhana dan sedikit ladang. Kami merasa bahagia kumpul dan tinggal dirumah kami sambil mengurus ladang kami disana. Kami disana tenang pak .. bisa bergaul dengan orang desa .. terlebih .. kami bisa tenang ibadah disana. Rumah ini memang megah, mewah, dan besar .., tapi yg empunya ngak pernah tenang hidupnya pak, suaminya sibuk dengan pekerjaannya yg sering kali membuat ia jarang pulang ke rumah .. Istrinya sibuk ke luar negeri, salon, shopping, dan sebagainya .. Anak2nya tidak terurus pak .. mereka sering ribut cekcok dan sebagainya.. Tidak jarang anaknya nangis mencari kasih sayang pada istri saya ..."
"OOOhhh gitu ya pak .." kata saya manggut2, kalau begitu, kemewahan tidak menjamin orang bahagia ya ..gumamku dalam hati...
Kulihat diluar, sudah tidak lagi hujan .. Aku pamit, dan berterima kasih pada si bapak penjaga rumah mewah itu.
ku stater motor tuaku, aneh .. langsung hidup, dan kulajukan motorku menuju baiti jannati, rumahku surgaku ...
Belum sampe aku ke pintu rumahku, mungkin karena dari jauh ia sudah mendengar suara motorku .. Miranti istriku sambil menggendong Farhan putra kami hasil perkawinan kami 3 tahun yg lalu sudah menyongsongku didepan pintu rumah amat sederhana kami ...
Senyum manis istriku mengembang menyambut kedatanganku dan uluran tangannya menyalamiku, menghilangkan penat yang ada. Kudengar didalam rumah amat sederhanaku, suara riang anak2 tetanggaku yg belajar mengaji ... hmm... betul2 rumahku surgaku ...
~ o ~
Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....
#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
------------------------------------------------
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar